Nyaris Bentrok Jet China dan Helikopter Australia, Syukurlah Tak Jadi "Perang"


JakartaHerald.com - Ketegangan antara Australia dan China mencapai titik tertinggi setelah pesawat tempur Beijing dituduh menembakkan suar ke jalur helikopter angkatan laut Canberra. 

Australia mengutuk tindakan China yang dianggap "tidak dapat diterima" dalam wilayah udara internasional. 

Pihak pertahanan Australia menjelaskan bahwa jet tempur China telah "menghalangi" helikopter Seahawk saat melaksanakan misi pengawasan sanksi PBB di Laut Kuning pada tanggal 4 Mei lalu. 

Jet tersebut disebut telah meledakkan suar di jalur penerbangan helikopter dalam manuver yang tidak aman dan membahayakan pesawat serta awaknya.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyampaikan kecaman atas insiden tersebut dengan sangat tegas kepada pihak Tiongkok. 

Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak profesional dan tidak dapat diterima. Helikopter Australia tersebut dikirim dari kapal perusak HMAS Hobart yang melakukan patroli di wilayah tersebut sebagai bagian dari upaya PBB untuk mengawasi penyelundupan Korea Utara.

Meskipun Beijing masih enggan memberikan tanggapan resmi terkait insiden tersebut, kejadian ini merupakan salah satu dari serangkaian insiden yang semakin memanas antara China dan negara-negara pesaingnya di kawasan Asia.

 Hal ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat dalam persaingan di wilayah udara dan laut yang menjadi pusat perhatian di kawasan tersebut.

Pada beberapa waktu yang lalu, sebuah kapal perusak China juga dituduh melakukan aksi provokatif terhadap penyelam angkatan laut Australia yang tenggelam akibat gelombang sonar di perairan lepas pantai Jepang. 

Insiden ini menyebabkan cedera ringan pada awak penyelam yang berlayar dengan kapal fregat angkatan laut Australia - HMAS Toowoomba.

Meskipun saat itu Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa operasi militernya selalu dilakukan sesuai dengan hukum internasional, tindakan-tindakan provokatif yang dilakukan oleh kedua belah pihak tidak dapat diabaikan begitu saja. 

Ketegangan semakin memuncak ketika angkatan laut Australia mengirimkan kapal perang yang sama melintasi perairan sensitif Selat Taiwan, yang kemudian dianggap oleh Beijing sebagai tindakan provokatif yang dapat mengganggu perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

Meskipun China dan Australia pernah menjalin hubungan perdagangan yang erat, konflik-konflik yang terjadi selama bertahun-tahun membuat hubungan keduanya terus tegang. 

Meskipun demikian, upaya perbaikan hubungan tetap terus dilakukan, seperti kunjungan Perdana Menteri Australia ke Beijing akhir tahun lalu yang dianggap sebagai langkah positif.

Meski demikian, ketegangan masih tetap hadir terutama dalam hal keamanan, mengingat kedekatan Australia dengan Amerika Serikat dalam menanggapi pengaruh China yang semakin kuat di kawasan Asia-Pasifik. 

Dengan pertemuan bilateral yang dijadwalkan antara pejabat nomor dua China dengan pejabat Australia pada bulan Juni mendatang, diharapkan kedua negara dapat menyelesaikan perbedaan pendapat mereka secara diplomatik dan damai.


0 Komentar